ingredient 9
MANGGA
History
Mangga atau mempelam
adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam
marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota dan sukuAnacardiaceae. Nama
ilmiahnya adalah Mangifera indica. Nama ini kira-kira mengandung arti: “(pohon)
yang berbuah mangga, berasal dari India”.
Pohon mangga termasuk
tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok
arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai tinggi batang lebih dari 5 m.
Mangga bisa mencapai tinggi antara 10 hingga 40 m.
Nama
"mangga" berasal dari bahasa Malayalam maanga. Kata ini dibawa ke
Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis),
mango (bahasa Inggris) dan lain-lain.
Berasal dari daerah
di sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia
Tenggara sekurang-kurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal
pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.)
Nutrisi
Nilai Kandungan gizi
Mangga per 100 g (3.5 oz, Energi 272 kJ (65 kcal), Karbohidrat 17,00 g, Gula
14,8 g, Diet serat 1,8 g, Lemak 0,27 g, Protein 0,51 g, Vitamin A equiv. 38 mg
(4%), Beta-karoten 445 mg (4%), Thiamine (Vit. B1) 0.058 mg (4%), Riboflavin
(Vit. B2) 0,057 mg (4%), Niacin (Vit. B3) 0,584 mg (4%), Asam pantotenat (B5)
0,160 mg (3%), Vitamin B6 0,134 mg (10%), Folat (Vit. B9) 14 mg (4%), Vitamin C
27,7 mg (46%), Kalsium 10 mg (1%), Besi 0,13 mg (1%), Magnesium 9 mg (2%),
Fosfor 11 mg (2%), Kalium 156 mg (3%), Seng 0,04 mg (0%). Persentase yang
relatif ke US rekomendasi untuk orang dewasa.
Manfaat
1. Mengurangi
Diabetes
2. Pencegahan
Degenerasi Makula
3. Mencegah Penyakit
Jantung
4. Pencegahan Kanker
5. Menyehatkan Tulang
6. Membantu
Pencernaan
7. Zat Besi Tinggi
Untuk Wanita
8. Menjaga Kadar
Kolesterol
9. Menyehatkan Mata
10. Pencegahan Asma
SESAME SEED (WIJEN)
(Sesamum indicum L.
syn. Sesamum orientalis L.) adalah semak semusim yang termasuk dalam famili
Pedaliaceae. Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber minyak nabati, yang
dikenal sebagai minyak wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya. Afrika
tropik diduga merupakan daerah asalnya, yang lalu tersebar ke timur hingga ke
India dan Tiongkok. Di Afrika Barat ditemukan pula kerabatnya,S. ratiatum
Schumach. dan S. alabum Thom., yang di sana dimanfaatkan daunnya sebagai lalap.
S. ratiatum juga mengandung minyak, tetapi mengandung rasa pahit karena
tercampur dengan saponin yang juga beracun. Saat ini, wijen ditanam terutama di
India, Tiongkok, Mesir, Turki, Sudan, serta Meksiko dan Venezuela.
Kandungan Gizi :
Biji wijen mengandung
50-53% minyak nabati, 20% protein, 7-8% serat kasar, 15% residu bebas nitrogen,
dan 4,5-6,5% abu. Minyak biji wijen kaya akan asam lemak tak jenuh, khususnya
asam oleat (C18:1) dan asam linoleat (C18:2, Omega-6), 8-10% asam lemak jenuh,
dan sama sekali tidak mengandung asam linolenat. Minyak biji wijen juga kaya
akan Vitamin E. Ampas biji wijen (setelah diekstrak minyaknya) menjadi sumber
protein dalam pakan ternak.
Manfaat :
Wijen sudah sejak
lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak
yang paling tua dikenal peradaban. Kegunaan utama adalah sebagai sumber minyak
wijen. Bijinya yang berwarna putih digunakan sebagai penghias pada penganan,
misalnya onde-onde, dengan menaburkannya di permukaan penganan tersebut. Biji
wijen dapat dibuat pasta. Berbagai tradisi memasak yang memanfaatkan kedelai
tersebar mulai dari kawasan Laut Tengah, seperti Yunani dan Turki, hinggaJepang
dan semenanjung Korea.
TALAS
Talas atau talas bogor (Colocasia esculentaL.,
suku talas-talasan atau Araceae) merupakan tumbuhan penghasil umbi-umbianyang
cukup penting. Diduga asli berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian
selatan, talas diperkirakan telah dibudidayakan manusia sejak zaman purba,
bahkan pada zaman sebelum padi ditanam orang[4]. Kini talas telah menyebar ke
berbagai belahan dunia, termasuk India, Cina, Afrika Barat dan Utara, dan
Hindia Barat[4]. Talas merupakan makanan pokok, selain sukun, di beberapa
kepulauan di Oseania. Di Indonesia, talas populer ditanam di hampir semua
daerah.
Nama-nama daerahnya
banyak yang senada dengan perkataan talas dan keladi, misalnya talé, kĕladi,
sukat, suhat, seuhat, suwat (Bat.); taro (Nias); taléh, kaladi, kuladi (Min.);
talos, kĕladi (Lamp.); talĕs, kĕladi, kujang, luèh (Day.); taleus, bolang (Sd.);
tales (Jw.); talĕs, kaladi(Md.); talĕs, kladi (Bl.); talé, koladi, kolai,
kolei, korei, kore (aneka dialek di Sulut); aladi, suli, kosi, paco (Sulsel);
lole, ufi lole (Timor); inane, inano, inan, ina wuu, ronan, kětu, etu, hakar,
wakal, gwal (berbagai pulau di Maluku); bètè, ota, dilago, komo (Maluku Utara);
nomo, uma, warimu, hèkérè, sèkéré, ifen, yéfam (Papua)[5]. Sementara talas
dalam bahasa Inggrisdisebut taro, old cocoyam, dasheen, dan eddoe[4].
Talas terutama
ditanam untuk dimakan umbinya, yang merupakan sumber karbohidrat yang cukup
penting. Namun umbi ini mengandung getah yang gatal, yang berbeda-beda
ketajamannya menurut jenisnya, sehingga harus dimasak terlebih dulu sebelum
dapat dikonsumsi. Memakan talas tak boleh berlebihan, karena ia mengandung
getah yang mengakibatkan gatal. Terlalu banyak memakan talas menimbulkan rasa
begah dan gangguan pencernaan.[7] Umbi talas dapat diolah dengan cara dikukus,
direbus, dipanggang, digoreng, atau diolah menjadi tepung, bubur, dan kue-kue.
Di beberapa daerah di
Indonesia di mana paditidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan
Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus,
atau dimasak dalam tabung bambu. Di Hawaii dan beberapa bagian Kep. Polinesia,
umbi talas dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat
difermentasi untuk menghasilkan puding.[4]. Di Jawa dan juga di tempat-tempat
lain di Indonesia, umbi talas dikukus atau digoreng untuk dinikmati sebagai
camilan.
Umbi talas bogor
Di samping umbi, daun
dan tangkai daun talas yang muda dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Sayur
lompong dari Jawa Baratadalah sejenis gulai yang memanfaatkan bagian pucuk dan
tangkai daun talas yang muda[5], dimasak dengan atau tanpa santankelapa.
Daun-daunnya yang muda terkenal sebagai pembungkus buntil yang disukai[4].
Daun talas, tua atau
muda, juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan gurame. Daun, tangkai daun, dan
umbinya digunakan sebagai campuran pakan ternak, terutama ternak babi[4].
Daun talas berbentuk
perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung kepala saat
hujan. Permukaan daunnya ditumbuhi rambut-rambut halus yang menjadikannya kedap
air, yakni air akan mengalir langsung meninggalkan permukaan daun tanpa
membasahinya. Karena lebarnya, daun talas dapat digunakan sebagai pembungkus,
misalnya untuk ikan basah, di pasar tradisional.
Rasa talas itu
sendiri manis dan pedas, dan sifatnya netral. Umbinya sedikit beracun,
berkhasiat anti-radang, dan mengurangi bengkak. Daun dan tangkainya bersifat
astringen. Umbi dan tangkai daunnya mengandung tepung, villose, polifenol, dan
saponin. Daunnya mengandung polifenol. Untuk pemakaian luar, cuci daun berikut
tangkainya, lalu giling hingga halus. Turapkan ia ke borok, bisul, atau bagian
yang terkena air panas.[7]
Banyaknya Talas yang
diteliti = 100 gr
Bagian Talas yang
dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 85 %
Jumlah Kandungan
Energi Talas = 98 kkal
Jumlah Kandungan
Protein Talas = 1,9 gr
Jumlah Kandungan
Lemak Talas = 0,2 gr
Jumlah Kandungan
Karbohidrat Talas = 23,7 gr
Jumlah Kandungan
Kalsium Talas = 28 mg
Jumlah Kandungan
Fosfor Talas = 61 mg
Jumlah Kandungan Zat
Besi Talas = 1 mg
Jumlah Kandungan
Vitamin A Talas = 20 IU
Jumlah Kandungan
Vitamin B1 Talas = 0,13 mg
Jumlah Kandungan
Vitamin C Talas = 4 mg
Khasiat / Manfaat
Talas : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan
Makanan : T
Sumber Informasi Gizi
: Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Komentar
Posting Komentar